Sabtu, 21 Maret 2015

Langit Kemerahan

Cukup lama kita terpisah, kamu mungkin sudah lupa banyak hal yang terlewati saat kita bersama-sama. Walau ada juga satu dua momen yang tersebutkan dari celetukanmu. Ada ketidakpercayaan yang besar padaku, pertama kali kita bertemu lagi. Aku tahu. Aku sempat menghukum diriku sendiri dengan menerima sulitnya sikapmu, aku tahu dan sadar, tidak mudah berpindah dari satu rutinitas ke rutinitas lain, lalu kembali ke awal lagi. Ada waktunya kamu menangis kencang, dan di saat yang sama aku meangis tak kalah hebatnya di dalam hati. Kita, mengalami sakit dan menanggung berat yang sama. 

Tapi, cinta seringkali berbicara dengan media yang berbeda-beda. Cintaku mungkin tidak indah dilihat mata, cinta yang kadang keras menampar hatimu, kadang harus dingin untuk menjadikanmu lebih kuat, cinta yang menyakiti kita berdua. Aku tidak pernah memintamu mengerti bahwa cinta yang kupunya selalu untuk kebaikanmu, karena sungguh, di banyak waktu, aku melakukannya untuk diriku sendiri, untuk ide dan gagasan ideal sejauh yang aku mampu. Dan aku tidak meminta pengertianmu untuk itu. 

Tumbuhlah sesukamu. Aku berusaha keras sekali menjaminkan kebebasanmu untuk berpikir. Tapi, cintaku tetap sekeras ini, meski di awal dan di akhir hari-harimu aku selalu memastikan bentuk yang paling hangat, untuk membuatmu sedikit banyak tahu, cinta bisa diwujudkan dengan cara yang beraneka. Cintaku sekeras ini, karena ada waktunya kamu harus menghadapi hidup sendiri. Dan dari awal aku selalu bilang, seperti inilah hidup, tidak melulu seindah hijaunya bumi dipandang dari langitmu. Cintaku sekeras dan sekuat ini, karena aku mau kamu berani hidup dan merdeka di kepala dan hatimu.

Cintaku sekeras ini, Langit Kemerahan. Itu akan selalu menjadi jawabanku, untuk pertanyaan yang suatu hari, aku tahu, akan sering kamu pertanyakan.


Birmingham, 20 March 2015



Tidak ada komentar: