Jumat, 27 Januari 2012

Things I Will Tell To My Children Based on Woody Allen's Movies


Bahwa ada banyak manusia yang sering mengambil pilihan yang tidak populer di mata dunia: bercerai dengan pendamping hidupnya selama puluhan tahun lalu memilih hidup bersama wanita muda setengah umurnya, mengabaikan ijazah pendidikan dokternya untuk mengejar mimpi sebagai penulis, naksir atasan di tempat bekerja, jatuh hati pada gadis di apartemen sebelah, mencuri manuskrip novel milik teman yang sedang koma, atau meninggalkan tunangan untuk seorang lain yang terasa lebih menggairahkan.

Lalu juga ada manusia yang menggantungkan hidupnya pada suatu kepercayaan. Faith. Entah kepada Tuhan, agama, berhala, ilmu pengetahuan, atau pada seorang peramal yang dijumpainya dari iklan di koran. Kepercayaan ini kadang konyol di mata orang lain, bisa jadi tidak populer, tapi manusia memerlukan sesuatu yang lebih hebat dari dirinya, sesuatu yang lebih besar dan maha segalanya untuk bisa bergantung. Manusia ini adalah mereka yang pernah mengalami kegagalan yang hebat. Kehancuran dalam hidup akibat terlalu menggantungkan diri pada perasaan yang dipikirnya adalah sebuah kebahagiaan atau kenyamanan yang abadi. Mempercayai juga sebuah pilihan.

Lalu pilihan itu menggiring manusia pada jalur-jalur tak terduga. Pacar baru yang tidak setia, atasan yang ternyata sama sekali tidak menaruh hati, teman penulis asli manuskrip novel yang perlahan-lahan pulih dari koma, atau tambatan hati baru yang tidak sehebat awal mulanya. Kenyataan-kenyataan yang terlihat pahit bagi orang lain di luar lingkaran. Rasa pahit yang hanya bisa tertangkap oleh mata di luar pelakunya. Karena sebanyak apapun hal yang lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, ada bagian lain yang tak kalah banyak yaitu rasa pahit yang lebih pahit saat dilihat saja daripada dijalani.

Bahwa rasa nostalgia adalah racun pada setiap hati manusia, karena segala sesuatu yang sudah terlewati, bagaikan soal matematika kelas 3 SD yang tidak ada susah-susahnya. Tampak mudah, indah, mengaburkan pemandangan masa kini. Hidup manusia adalah miniatur dari setiap era, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa era yang sedang berlajalan adalah dunia yang berada di ambang kehancuran. Semua sulit dan rusak dan berat, karena sedang dihadapi. That's what the present is. It's a little unsatisfying because life's a little unsatisfying.*

Dan cinta, dia surealis. Adalah energi yang tidak bisa hilang., hanya berubah wujud, berputar kesana kemari, untuk akhirnya suatu saat kita kenali lagi.




 * dialog Gil dalam Midnight in Paris

4 komentar:

nadya mengatakan...

perlu membacanya berkali-kali untuk memahami, setelah ngerti (kayaknya) gw sepakat :D

Ariza mengatakan...

thank you, nadya! :)

Anonim mengatakan...

i love woody allen. i love this blog. lam kenal yoh

Ariza mengatakan...

salam kenal juga :)