Selasa, 22 April 2008

The Boy in The Striped Pajamas

Akhirnya setelah berbulan-bulan ga punya keinginan kuat buat baca, The Boy in The Striped Pajamas tamat juga. Buku tipis yang udah bikin penasaran sejak liat judulnya ditambah layout nya yang oke banget itu isinya lebih lebih lebih bagus dari judul dan covernya. Mungkin udah pada tau ya, familiar liat di rak2 toko buku tapi gak tertarik buat beli karena kaya buku-buku cerita anak2 aja... Padahal, kalo udah liat tulisan di cover belakang, ditulis jelas: NOVEL DEWASA dengan narasi yang sok2 misterius intinya: "ga perlu ada sinopsis karena akan mengganggu keseluruhan cerita. mending langsung baca aja. ceritanya tentang seorang anak kecil laki-laki yang suatu hari menghadapi sebuat pagar. semoga anda tidak pernah menghadapi pagar itu dalam hidup anda...". Gitulah pokoknya.
Akhirnya malem2 pas tiba2 lagi pengen baca, diantara setumpuk novel yang masih terbungkus plastik alias beli terus tapi ga dibaca-baca, TBiTSP (the boy In The striped pajamas) lah yang paling memikat jiwa,,haha. Tokoh utamanya bernama Bruno seorang anak laki2 berumur 6 tahun yang seperti anak seusianya sangat tertarik dengan segala hal, latar belakangnya, Bruno dan keluarga tinggal di Jerman pada masa Hitler berkuasa. Ayahnya adalah tangan kanan Hitler. Well, sampai disini udah keliatan banget kan kalo ceritanya sangat menarik dan WOW bgt. Masa-masa NAZI yang serem itu, dilihat dari mata anak umur 6 tahun. Alkisah, Bruno beserta ibu dan kaka perempuannya harus pindah ke suatu tempat yang jauh dari Berlin karena harus mengikuti tugas sang ayah. Tempat itu sangat "gak banget", tanpa tetangga, kecuali pondok-pondok kecil yang sangat banyak di seberang pagar, pagar dari kawat yang setahu Bruno sangat panjang. Suatu sore saat bruno menjelajahi sepanjang pagar di sisi rumahnya, ia bertemu dengan seorang anak seusianya yang memakai piyama bergaris abu2 seperti semua orang di balik pagar. Dimanakah Bruno tinggal?Siapa orang2 dengan piyama garis2 itu?

Well, cukup ya gambarannya, karena buku ini sayang banget kalo cuma didenger dari cerita. What i've got is: Ngeri, kengerian yang gak ilang walau buku udah tamat. Serem dengan imajinasi yang kita buat sendiri, dan buat mama2 dan papa2 di luar sana, jangan sekali-kali berpikir bahwa novel ini adalah novel anak2, karena anda salah besar...
Lagi-lagi novel ini berbicara pada kita tentang betapa berharganya keluarga yang kita punya, bahwa ambisi orang tua terhadap karier harus dipikirkan masak2 karena anak yang akan menjadi obyek eksperimen dan akibatnya fatal jika sampai terjadi kesalahan. Bahwa AYAH dan IBU harus memiliki peran yang seimbang dalam membesarkan anak-anak mereka karena figur utama, role model anak adalah orang tuanya.

Cerita novel dewasa yang dilihat dari sudut pandang anak-anak selalu menjadi novel2 favoritku, sebut saja To Kill a Mockingbird dan Toto Chan yang fenomenal itu.

Coba baca deh, ngeri lah pokoknya ngebayangin si Bruno,, i miss him already...

Tidak ada komentar: