Sabtu, 07 Februari 2009

Dilarang Masuk di kawasan slumdog tempat para millionaire


Pintu Terlarang
  • Cast hampir seluruh pemain sempurna, sampe ke cameo2nya: Atiqah Hasiholan dan Tika.
  • Setting, wardrobe, make up, totally GREAT. Tentu saja kecuali titipan iklan sponsor yang ganggu.
  • Aku lebih suka scene-scene imajinasi gambir yang pertama, aku suka twist nya. Awalnya sih, aku suka banget jalan ceritanya, tapi setelah baca tulisan penarimungil.blogdrive.com, aku menyadari kalo jalan cerita 'itu' emang udah biasa banget buat tema film thriller. Dan berhubung referensi seorang penakut kaya aku ini tentang film thriller sangat sedikiiiit,,,makaaa dimaklumi lah ya kalo agak2 terkesima dan sampe nahan2 napas segala pas nonton ni film.
  • I love Fachri Albar as Gambir in Pintu Terlarang more more than in Kala. I love both, though.
  • Walaupun aku belum baca novel Pintu Terlarang nya Sekar Ayu Asmara, tapi aku bisa sedikit membayangkan betapa seremnya novel itu, dan betapa aku bahagia bahwa novel itu diadaptasi oleh orang yang tepat, Joko Anwar, dan bukan pembuat film2 horor ga jelas.
  • I love being twisted, depressed, stressed out, when i finally finished watching this movie,,hahahha... Psycho!
  • Last, silahkan nonton, dan berbanggalah jadi bagian sejarah film Indonesia yang bermutu.

Slumdog Millionaire
  • Aku selalu berekspektasi tinggi terhadap film2 underdog dan/atau berbudget rendah yang akhirnya menang award. Lets say uuhmmm Juno, Little Miss Sunshine, dan terakhir Slumdog Millionaire.
  • Aku suka kejujuran film ini. Gambaran negara yang 'suddenly' jadi maju pesat di satu titik, tanpa sanggup jadi maju di semua sektor pada waktu yang bersamaan. Mirip Jakarta. Sampah-sampah, kawasan kumuh, sungai yang hitam, kereta-kereta itu, pengemis anak-anak yang dikoordinir, maling sepatu, dan di sisi lain ada mobil mewah sebanget-bangetnya, gedung-gedung tinggi bertetanggaan dengan kawasan kumuh.
  • Aku lebih suka akting pemeran Samil daripada Jamal, lebih ada soul nya.
  • Semua orang yang nonton pasti menyukai dialog Jamal: "I go on the show, because i thought she'll watch...." Tapi entah kenapa, buatku, momennya kurang pas, harusnya itu jadi bagian klimaks dari introgasi tapi gagal.
  • Aku lebih suka kata-kata Jamal ke Latika pas Jamal nemuin Latika yang kesekian dan di waktu dan tempat yang ga tepat trus dia bilang: "I'll wait in the station at 5 everyday, untill you come". Momen, ekspresi Jamal dan Latika, dengan background rumah si tuan kaya raya germonya Latika, menurutku PAS.
  • Aku gak terlalu suka sebenernya sama orang-orang pesimis yang belum apa-apa udah bawa2 destiny. Tapi aku suka penggunaan DESTINY di film ini. Memang ada bahkan mungkin banyak hal yang kelihatannya berupa kebetulan-kebetulan, dan ada sederetan usaha manusia, tapi tanpa disadari coincidence itu menggiring mereka semua ke satu titik persimpangan yang sama, thats called destiny.
  • Oya, kebanyakan orang ga suka ada tarian2 india di credit title-nya. Katanya: Film sih boleh bagusss,, tapi teteeup endingnya joget2... Kataku sih, ide Danny Boyle si sutradara untuk menjadikan joget2an itu jadi background credit title malah salah satu pencapaian keren dari film ini. Unik.
  • Cuma orang-orang jenius dan gila yang bisa menghubungkan kuis "Who Wants to be a Millionaire", empati sosial terhadap kehidupan kelam dan tragis masyarakat kelas bawah di Mumbay dengan segala realitasnya, dan kisah pencarian cinta sejati yang sangat uhm,, romantis (hard to accept, but i cant help).

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ichaaa.....
pengen ntn pintu terlarang huhuhuhu
tp kagak ada yg mau diajakin T.T

g seru kan kl ntn sendirian
XD XD

ntn lagi yuuk hehehe

Ariza mengatakan...

yuk yuk yuk,, aku udah donton 2 kali,, sekali lagi tampaknya menyenangkan,,hehehe,,,...
ayoo nonton,, bagus loooo!!!!