Jumat, 13 Februari 2009

Kapsul


Saat ini aku hanya ingin memuntahkan kapsul waktu yang telah kutelan. Kapsul berisi kebahagiaan sepanjang hidup. Saat aku mengingat sepeda pertama hadiah ulang tahunku, saat mama papa begitu euforia melihat rapor SD pertama gadis kecilnya yang berisi angka-angka nyaris sempurna, saat melihat kebanggaan di mata kedua orang yang paling kucintai itu tiap kubawa satu piala pulang.

Kapsul itu penuh. Disesaki orang-orang ajaib yang bernama teman. Teman bersepeda, bermain barbie, dan berlari-lari mengejar bola kasti. Lalu masa dikala sang sahabat tiba, dikirim Tuhan untuk bersama-sama memiliki masa remaja. Kucinta dia lebih dari apa juga, kuhabiskan semua masa cerita bersamanya. Kuingat masa itu kami memiliki idola, dan tak lelah membicarakannya di dalam kelas, atau kala dia meneleponku tiap habis isya', hanya untuk kembali berbagi apa saja. Lalu tiap pagi kupacu sepeda motorku ke rumahnya, kami ke sekolah bersama, duduk sebangku, ke kantin, hingga les matematika. Dan jangan lupa, malam harinya telepon sudah menunggu.

Belum lagi sekelompok orang gila, yang kerjanya latihan tiap kamis malam tiba. Orang-orang itu membuatku merasa 'normal' kala tempatku bernaung menganggap aku beda. Ada saat kami berlatih giat untuk pentas tunggal, bersama-sama membenci sutradara, dan semburan rasa gembira menggemakan kata 'ALIR' sekuat tenaga.

Ada juga satu sisi kapsul tempat ku sisihkan kenangan manis tentang bermacam rasa yang kudapatkan dari cinta. Kala dia berdiri di depan pagar rumah untuk memberi kejutan, atau saat kami duduk di belakang panggung becerita berteriak untuk mengalahkan sound system, dan tentu saja satu pelajaran yang nantinya akan kuanggap berharga, saat aku menangis karena ditinggalkan. Lalu ada cerita pula tentang seorang yang kutemukan dan menemukanku. Padanyalah aku belajar tentang hidup, pengkhianatan, memaafkan, dan perpisahan.

Kapsul itu berisi kenangan yang kadang kumuntahkan. Untuk kulihat lagi dengan teliti, kukeluarkan isinya satu-persatu, sehingga hangat menyelimuti hati, kala hidup terasa berat dijalani. Kekinian hanyalah suatu konsep yang tak akan eksis tanpa masa lalu. Semua isi kapsul itu adalah kaca, agar aku ingat bahwa apapun yang terjadi kini hanyalah sesuatu yang alasannya sudah kurancang dari dulu. Dan kapsul itu adalah bukti bahwa terlalu mengkhawatirkan esok hari akanlah sia-sia, karena sepanjang waktu masih belum berhenti maka hari akan berganti, dan hari ini hanyalah esok yang kemarin begitu ditakuti.

Lalu akan kumasukkan semuanya dengan rapi, kutambahkan beberapa, dan kutelan lagi. Si kapsul tak boleh ada di meja, nanti hanya pahitnya yang akan terasa.

3 komentar:

Jengskaa mengatakan...

this is..


good...


feels like...


reading sumthing bout ME-self...

Ariza mengatakan...

thanks...

and congratz for commenting again here,,..hihihi

Jessti mengatakan...

no regrets cha..

life is a place for us to learn..

sering2 mampir ya..

aku juga suka baca tulisanmu, tapi biasanya ga bisa komen..
semoga sekarang bisa..