Kamis, 29 Oktober 2009

Pelajaran Malam Ini


Semalem, pulang uts hari terakhir yang nauzubilah susah banget, pas buka pintu kamar ada selebaran yang diselipin di bawah pintu. Hitam putih di kertas segede buku tulis sinar dunia, kayaknya di desain ala kadarnya trus di fotokopi. Tulisannya:
LULUR TRADISIONAL Rp 30.000
LULUR SUSU Rp 50.000


LULUR SUSU + MASKER Rp 75.000
Bisa datang ke rumah/kos di daerah xxxxxxx


CP: Echi (021xxxxxxxx)

Font nya tulisan tangan yang di model-model gitu, dengan gambar bunga-bunga kecil di pinggirannya. Iklan ini sederhana, berbiaya rendah, to the point, dan berhasil menarik orang untuk pengen tau lebih jauh. As effective as 4P dalam basic marketing (product, price, place, promotion) yang udah diterapkan Echi (atau siapapun pemiliknya). Dia bisa melihat peluang bahwa kebanyakan yang tinggal di daerahku adalah anak-anak kos yang kerja dan kuliah, juga kontrakan-kontrakan yang isinya keluarga muda yang juga pada kerja, di daerah ini juga cuma ada satu salon yang melayani luluran di tempat dengan pilihan lulur tradisional aja. Secara produk berupa jasa luluran banyak pilihannya, harga yang relatif terjangkau, saluran distribusinya punya keunggulan yaitu dia bisa dateng ke tempat customer, dan promosinya cukup berhasil dengan selebaran yang disebar ke kos-kos. Di kosku aja udah ada 21 orang, dan sebagian besar tertarik buat nyoba luluran.

Sampai di situ aku lagi-lagi kagum sama kemampuan orang-orang yang bisa membaca peluang dan menangkap momen. Bukan cuma masalah ekonomi, tapi juga dalam hidup. Hidup itu simpel, yang rumit adalah pilihan-pilihan yang harus dibuat manusia di setiap simpang. Ada simpang yang biasa aja, gampang ditelusuri dan ada rambu belok kiri atau belok kanan, tapi ada simpang yang sulit, rumit. Ilmu yang udah didapet dari wajib belajar 12 tahun ditambah sama pengalaman aja belum cukup. Saat itulah kemampuan membaca peluang dan menangkap momen diperlukan.

Echi mungkin bukan lululsan MM-UI yang sukses bikin kafe di kompleks UI Salemba, atau juga bukan pencetus ide dibukanya Excelso di sana (btw, excelso di kampus harganya lebih murah lo!penting?), dia cuma butuh sesuatu yang menghasilkan uang, dan pilihannya tidak cuma tepat, tapi prosperous.

She knows exactly that moments and chances are important, simply because it comes randomly and so hard to catch.


Pics "Man Catching Fishes" by Angelo Cavalli was taken from gettyimages.com

4 komentar:

Mas Moer mengatakan...

Ide adalah buah akal dari manusia yang paling bermanfaat. Dalam postingan ini pembuat selebaran promosi tsb, telah membuat ide yg brilliant dan tepat sasaran, sehingga tidak memerlukan sekolah yg tinggi utk menelurkan idenya tersebut, postingan yg bagus sobat.....

Ariza mengatakan...

terima kasih banyak mas moer... salam kenal :)

Lolly mengatakan...

begitulah manusia2 yg mau selalu berusaha..

:)

Ariza mengatakan...

yup, setuju!!