Kamis, 21 Januari 2010

De Javu


Tentu aku rindu,
pada suaramu tepat jam enam pagi,
setiap hari.
Juga sosok yang selalu menanti,
tiap malam disamping jembatan UI.

Tapi sayang, bagiku
rindu itu hanyalah de javu
segala yang terjadi di kehidupan yang lalu.
Tak lagi nyata, sudah paripurna.

Jadi, jangan senang dulu,
tutup lagi botol sampanye itu.
Pesta baru dimulai, lemparkan dadu,
untuk menebak-nebak,
paket karma apa yang jadi bagianmu.




pic was taken from here

6 komentar:

Kiky mengatakan...

hoho, amarah yang diekspresikan dengan indah :)

Ariza mengatakan...

soalnya kalo diekspresikan dengan prosa bisa berbahaya, ntar gara2 aku, nge blog diharamkan lagi.. :P

Vio mengatakan...

oh. i love this. sangat.

cha mengatakan...

mungkin karena tiap kata nya membawa emosi kali ya Vio.. :P

riana mengatakan...

Love this one a lot, beautiful poem...

cha mengatakan...

thanks mbaaaaaaa.... i am flattered :)