Senin, 08 Februari 2010

INVITATION

"Hiks, Icha kok gak ngajak-ngajak sih" atau "Gitu yaaa, jalan gak ngajak-ngajak"
Gak tau kenapa, aku terganggu banget sama sms, chattingan, email atau diucapkan langsung di depan muka (walau ini jarang banget niy yang ngomong langsung). Entah maksudnya apa ya, tapi kebanyakan yang 'complain' itu gak melihat lebih dalam siapa-siapa aja orang yang jalan bareng dan kenapa tanpa dia. Dari percakapan absurd dan ga jelas SPOK nya antara aku dan damdam, ini berusaha aku buat kesimpulan,

Secara umum inilah analoginya kenapa kamu gak diajak:
1. Eksklusivitas
Dalam suatu komunitas mau gak mau pasti ada eksklusivitas, SMA misalnya dibagi kelas 1, 2, dan 3. Kelas 1 dibagi lagi dari 1.1 sampe 1.8, kelas dua dan tiga juga gitu. Di kelas 1.1 yang isinya 30 orang, ada geng A, geng B, geng C dan seterusnya. Nah si X dari Geng Nero di kelas 1.1 yang anggotanya 5 orang, paling deket sama Y, walaupun deket juga sama anggota lainnya. Jadi, ekslusivitas itu bukan sesuatu yang WOW dan selalu berkonotasi negatif sebenernya, dalam ukuran tertentu justru dibutuhkan untuk menyederhanakan sesuatu yang luas. 
Kembali ke Geng Nero, walaupun mereka secara sah menjadi anggota dari kelas 1.1, tapi kalo mereka mau nge-Mol atau mau pyjamas party di rumah X, gak perlu kan ngundang orang sekelas gitu nginep-nginepan?? Dan anggota kelas lain ga boleh merasa 'ditinggalin' atau 'dicuekin' sama kelima anggota Geng Nero, atau parahnya menganggap mereka pengkhianat kelas 1.1 karena bikin acara sendiri. Tau kan ya poinnya? Mereka berlima nge-mol atas nama Geng Nero bukan atas nama kelas 1.1 sebagai komunitas besar di atas mereka. 

Kecuali Geng Nero jadi panitia perpisahan se-sekolahan, nah itu baru anak-anak kelas 1.1 bahkan anak kelas 1.8 boleh complain kalo misanya gak diundang.

2. Kenyamanan
Tiap-tiap anggota Geng Nero, pasti juga berteman dengan anak-anak lain di sekolah mereka. Si X jadi anggota paskibra, Y jadi anggota english club, dan seterusnya. Mereka punya kelompok-kelompok teman lain yang juga akrab dan cocok di masing-masing BIDANG. Tapiiiii, misalnya suatu hari X mau pindah ke luar kota trus ngadain acara farewell di starbucks (Geng Nero menjadikan starbak sebagai tempat curhat dari hati kehati selama ini), maka atas nama KENYAMANAN dan keberlangsungan curhat, si Y ga bisa gitu aja ngajak temennya di English Club buat gabung di farewell party. Walaupun gak ada peraturan tertulis atau terucap, tapi anggota geng tau sama tau menjaga budaya geng-nya. 

Kelima anggota geng nero bisa membentuk geng, karena mereka merasa nyaman satu sama lain. Mereka akrab, berbagi rahasia dari yang kecil sampai yang memalukan, curhat, segala macemnya tanpa ada sensor. Mengajak 'alien' dalam acara yang biasanya privat dan ga ada embel2 kesepakatan untuk ngajakin orang lain, akan membangun gap, kasian kan si alien kalo ga ngerti bahasa-bahasa sandi geng nero, atau justru si X merasa kalo farewell nya gak asik karena temen-temennya jaim. Kadang ada sih komunikasi antar anggota geng kalo mereka bisa bawa temen atau pacar, artinya acaranya hore-hore aja gak private... 

 Secara khusus:

1. Malas bersosialisasi
Ini adalah sms yang biasa aku kirim ke damdam dulu pas anggota tim Bali Bash yang orang-orangnya anak Teater Alir semua, masih pada aktif sering ketemuan. Sms ini adalah indikasi bahwa aku males haha-hihi rame-rame, karaoke, atau jalan bareng. Aku cuma mau duduk berdua, ngopi, atau jalan kaki dari mana ke mana sambil cerita. Udah. 

2. Prioritas
Ada orang yang prioritasnya pacar, ada yang sahabat, pekerjaan, kuliah, atau tidur. Dari semuuuuaaa peran manusia dalam dunia pertemanan, ada prioritas yang juga mesti dijaga. Memilih memang kadang sulit dan gak ngenakin, semua orang pada dasarnya pengen menyenangkan orang-orang yang deket sama dia. Tapi ya manusia dikutuk untuk memilih sepanjang hidupnya kan? (kesimpulan ini di dapat dari statement siska sabtu kemaren)

3. Dst.

Ujung-ujungnya, kalo mau di break down, alasan-alasan khusus itu berpangkal di dua alasan umum di atas yaitu eksklusivitas dan kenyamanan. Hidup itu bermain banyak peran, lakon 1 bagus, lakon 2 bagus, lakon 3 bagus, tapi kalo ada skrip baru dengan menggabungkan paksa pemain-pemain terbaik dari masing-masing lakon dijadiin satu,  belum tentu bisa menghasilkan lakon terbaik pula. Kita memang idealnya harus berteman dengan banyak orang, gak boleh milih-milih temen, idealisme itu penting untuk dijadikan patokan dan momentum. Tapi karena menyangkut nyaman ga nyaman itu menyangkut perasaan, jadi pencapaiannya sih relatif ya, patokan ga harus jadi target, cukup menjadi batasan aja, nyampe sana syukur, gak juga gapapa. 

Tapi kembali lagi ini adalah pemikiran randomku dan damdam yang notabene dekat, sepikiran, dan memiliki banyak value yang sama dalam hidup. Kalau ada yang gak sependapat ya gapapa sih, (untung ini blog-ku) tapi kalo ada kebetulan yang sepikiran dan mau menambahkan alasan umum-nya dengan senang hati akan aku jadikan masukan di diskusi kami selanjutnya, kami sih berniat untuk membuat buku-buku self-help untuk orang-orang yang merasa dirinya absurd di tengah-tengah lingkungan yang seragam (ini becanda), hehe. 

Oh ya, yang nyesek adalah, kalo ada yang tiba-tiba bilang 'Kok aku gak diajak siiiih....' Trus aku udah berpikir keras mencari jawaban yang masuk akal dan kadang sengaja diada-adain, trus orangnya bilang: "Cuma becanda kok Cha...". Udah basa-basi, pertanyaannya nyusahin lagi. Gak bisa ya basa-basi yang lebih berkualitas seperti misalnya memuji smokey eyes-nya, atau jaket barunya yang keren gitu? Capek tauk, cyiiiiiin.....



pic was taken from gettyimages

3 komentar:

Vio mengatakan...

ih kok aku g diajak si chaaaa....


+melipir pelan pelan+

frozzy mengatakan...

gue suka sama pernyataan : manusia dikutuk untuk memilih sepanjang hidupnya kan? Bold kata "dikutuk" karena yang namanya memilih tidak selalu menyenangkan. karena memilih selalu mengandung jebakan yang baru terlihat setelah pilihan itu dibuat.
terkadang orang tidak paham dengan privasi. tida semua orang bisa nyaman satu sama lain, dan keputusan untuk memilih siapa yang nyaman untuk menemani, terkadang malah membuat orang bersangkutan tersinggung.
Memilih itu emang bener-bener kutukan yah, cha ? *nyengirkuda*

Ariza mengatakan...

@vio: *melipir juga pura2 ga baca komen...* :P

@frozzy: yeah. kebanyakan dari proses memilih itu gak menyenangkan. belom kalo ternyata salah pilih udah terlanjur trus hasilnya jelek. hehehe...

Dan ya, PRIVASI, ih kok gw tadi nulis panjang lebar sampe cape gitu harusnya bisa dirangkum menjadi dua kata: PILIHAN dan PRIVASI. thanks ya neeeeeng :P