Rabu, 14 Juli 2010

Berteman

Beberapa hari yang lalu saya terlibat dalam curhatan dari hati ke hati, semacam girls talk, dengan seorang teman. Saya dekat dengan dia, tapi tidak sebegitu dekatnya untuk membuat saya berhasil curhat sepanjang perjalanan di angkot sabtu malam kemaren.

Saya termasuk sulit untuk berbagi cerita yang sifatnya pribadi,  saya juga sulit dengan cepat berteman baik dengan perempuan, karena dari awal saya selalu  over-estimated kesukaan perempuan untuk menghakimi orang lain di permulaan masa perkenalan. Buat saya, menemukan teman dekat perempuan itu lebih sulit dari  dapet nilai A di Econometrics. Tapi faktanya, malam itu, saya ngobrol tentang banyak hal, berbagi pikiran yang dari pertama kami kenal kira-kira setahun yang lalu, ajaib kami merasa cocok.

Satu pembicaraan yang membuat saya sempat tercengang beberapa detik adalah saat dia bilang bahwa keinginannya sederhana, dia hanya ingin menikah dengan seseorang yang dengannya dia bisa menertawakan hal yang sama. Itulah kenapa, dengan seorang yang sudah dipacarinya selama empat tahun itu dia bisa melihat gambar mereka berdua dalam bingkai kehidupan di masa depan, karena pacarnya adalah sahabat terdekatnya.

Rasanya saat itu saya kepingin sekali memeluk dia lama-lama, karena kalimat itu membuat saya tiba-tiba merasa lapang. Mirip seperti menjumpai serombongan gadis yang berbicara dengan bahasa Indonesia a la Jakarta keras-keras, tengah malam, di bandara Ho Chi Minh City.

Beruntung mungkin masih menjadi nama tengah saya, teman yang bersamanya saya membagi sebagian dari filling cabinet hati saya itu kebetulan adalah adik perempuan pacar saya. Seorang yang sudah saya masukkan dalam lingkaran pertemanan saya, jauh sebelum saya pacaran dengan kakaknya. 

Dengannya saya tidak perlu berbaik-baik agar di saat lengah bisa mencuri hatinya, karena saya tahu, jauh sebelum kakak laki-lakinya menawarkan roti srikaya untuk saya, hati dia, utuh, sudah dipaketkan buat saya. Sebagai teman. 

Dan begitulah, kami berdua hanyalah gadis bodoh yang minta diajak tertawa. Menertawakan hidup sampai berpuluh-puluh tahun ke depan dengan seseorang. Itu saja. Dan merasa tidak bodoh sendirian itu sangat menyenangkan :)





P.S:  Semoga kalian berdua segera di-satu-kota-kan oleh jaring laba-laba kehidupan! Oh, and just because your brother is my boyfriend, it doesnt mean that we have to build a typical sisterhood relationship, for sure.

gambar dari sini.

3 komentar:

Ana mengatakan...

menjadi bodoh bersama-sama emang menyenangkan.. :) :) :)

arfi mengatakan...

pertemanan itu sangat excited kawan.. ercayalah..^^
meskipun kita bertindak sama2 bodoh.. tapi it is unforgetable..

Ariza mengatakan...

ana: iyaaa :)

arfi: yup. selalu menyenangkan!