Senin, 19 Juli 2010

Its just me, Brother. Dont take it too seriously, but do listen to me.


Terlalu pagi buatku untuk menyebut ini sebagai sebuah petuah. Karena jika ini adalah perjalanan, aku hanyalah seorang yang rajin mempelajari peta, membuka www.travelfish.com, dan menjadikan lonely planet sebagai bacaan pengantar tidur, sebelum perjalanan sebenarnya dimulai beberapa waktu menjelang ke depan. Maka sebut saja ini adalah racauan gadis bangun tidur kesiangan, racauan adalah kejujuran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kau boleh menganggapnya sebagai kejujuran saja, atau boleh juga sebagai kata-kata ngawur yang tidak berarti, saja.

Aku meracau tentang komitmen yang berbeda dalam masing-masing interpretasi kita. Jika diandaikan dalam simulasi kali ini ada mobil, pria, wanita, dan perjalanan ke luar angkasa, maka buatmu komitmen dibuat tanpa kamu benar-benar cocok dengan teman perjalananmu, komitmen adalah menerima bahwa kamu dan dia tidak akan mendengarkan CD yang sama di mobil, komitmen adalah tidak masalah bahwa kalian berdua akan mempunyai definisi berbeda akan sesuatu yang keren dan asyik. Kali ini aku diam. Berat sekali komitmen yang kamu canangkan, Kakak. Bahkan sebelum membuka pintu mobil pun, berderet komitmen sudah harus ditandatangani.

Buatku, komitmen adalah kontrak yang dibuat di dalam mobil. Setelah aku tau bahwa aku dan teman perjalanku akan menikmati musik yang sama, atau paling tidak, saling menikmati musik kesukaan masing-masing. Aku dan dia pasti akan memilih Suzuki Swift dibanding Honda Jazz. Kami sepakat untuk pergi ke Saturnus, dan sepakat untuk bisa saja tiba-tiba mengalihkan perjalanan ke Neptunus. Sebelum membuka pintu mobil, kami memandang biru yang sama dari warna langit. Cukup.

Komitmen adalah saat kami mulai duduk, dan mengeluarkan peta. Tak masalah jalan mana yang dipilih, toh tujuan kami sama. Komitmen adalah aku menyadari bahwa di sepanjang perjalanan dari Bumi ke Saturnus, akan ada banyak kemungkinan teman perjalanan yang mungkin lebih menyenangkan dari dia, secara teori, tapi aku akan bertahan dengan dia. Sampai Saturnus, bahkan Pluto jika ia masih dianggap sebagai planet. 

Tidak berarti bahwa aku meragukan komitmenmu. Tapi karena aku sangat mengenalmu, komitmen yang selalu kamu pegang, dan konsistensi dari kata-katamu. Partner adalah orang yang memandang konsistensi sepenting yang ada di dalam pikiranmu. Partner adalah itu. Dan bahwa kamu memilih lain, kamu tetap orang yang sama yang selalu ku anut idenya. Kamu adalah orang yang sama yang kupahami segala sandi bahasa tanpa SPOK, dengan terang tanpa hambatan. 

Dan bahwa kali ini pilihan kita sudah mulai berbeda seperti kamu yang tidak lagi berpikir bahwa film kesukaanku yang baru tidak terlalu mencengangkan, aku tetap mencintaimu. Sama besar. Presisi dengan saat semuanya masih bernama "dahulu kala".

1 komentar:

saidiblogger mengatakan...

komitmen itu kita saya tetap mengatakan "ya" walau sesuatu memaksa untuk "tidak"..