Rabu, 18 Agustus 2010

No Memory Inside



Adalah kami yang ngabuburit kesorean tanpa konsep dan akhirnya dengan serentetan jalur asal dan pekikan belok kiri-belok kanan, membawa sampai ke Lapangan Bola di samping Pasar Festival. Sore itu setelah hujan yang cuma mirip tetesan keringat raksasa di atas sana, dan matahari yang masih sedikit menggelora, menciptakan satu pemandangan paling indah dan perasaan mirip dengan pagi-pagi memandang kota yang berkabut dari Lembang.

Bersegera kami mengeluarkan anak jiwa, kamera, dan di saat pengaturan secara teori menunjukkan gambar cantik akan dihasilkan, layar berkedip. 'NO MEMORY INSIDE'.

Setiap merasakan kesedihan yang dalam seperti jurang, salah satu harapan  saya adalah Eternal Sunshine of The Spotless Mind bukan fiksi tapi film dokumenter. Benar-benar ada tempat di suatu avenue, bersebelahan dengan toko bunga yang kalau pintunya dibuka akan terdengar gemerincing bel mirip kalung sapi, dua laki-laki yang akan menghapus memori-memori di otakmu.

Lalu di saat waktu sudah berteman dan dengan baik hati menyimpankan luka, harapan itu akan menjadi bahan tertawaan, karena sesuatu di hati, mirip energi tak akan hilang namun hanya berubah wujud dan nama, melewati ruang dan waktu. Kata Roti Srikaya, mungkin saja suatu hari, di kehidupan berikutnya, kami akan bertemu di depan TIM, saya mahasiswa seni tari dan dia penjual kopi. Kami tetap akan saling menemukan, melihat, dan merasakan sesuatu yang entah dari mana asalnya. 

Lapangan bola berkabut, dan suasana syahdu dari lantai dua di suatu bangunan yang dari kacanya yang besar kami bisa melihat tiga kereta lewat di antara daun-daun pohon tua dan langit hitam serta bulan yang kabur. Adalah memori yang lebih berarti daripada bahagia di dalam mimpi.*



*Terinspirasi dari Quoted "The God of Small Things" by Arundhaty Roy, "If you're happy in a dream, does that count?"
**Novel ini, memenangkan Men Booker Prize 1997, adalah novel yang indah dan tragis, tentang cinta, keluarga, dan kasta. Pada dasarnya, hidup adalah ketiganya. 
***Gambar diambil dari sini.

4 komentar:

Jengskaa mengatakan...

siyaaaaal udah nulis panjang2 malah disconnect. ilang. +mutung+

ah, yowis.

riana mengatakan...

suka banget sama The God of Small Things, one of the all time favorite book... :)

Ariza mengatakan...

siska: lhaaah, komennya mutung doang isinya :)

mba riana: cant agree more!

dansapar mengatakan...

jd pgn baca bukunya...