Rabu, 03 November 2010

Sore Berlangit Ungu



Bulan puasa kemarin, suatu hari, Roti Srikaya tiba-tiba pengen buka puasa di Monas. Ke sanalah kami, pulang kerja, parkir di Gambir, beli Hokben dan beberapa makanan ringan. Monas memang bukan Taman Suropati yang adem dengan pohon-pohon tua, tapi Monas cukup manis di sore hari. Efek senja dan duduk berdua pacar memang kadang sulit dilawan secara romantisme picisan, tapi ini sungguhan, suasana ini bisa ditafsirkan dengan ratusan kombinasi perasaan. 

Ceritaku tentang berbagai tempat adalah berupa fakta yang dibingkai dengan berbagai kejadian bermakna subyektif. Bahwa orang lain ada yang mencoba merasakan keindahannya dan tidak merasakan sebombastis di tulisan, itu karena perspektif yang digali dari suatu tempat adalah bergantung pada rasa. Rasa ini tidak sama, karena itu jangan memaksakan Cikini (misalnya) akan sesyahdu tiap kalimat di postinganku, karena buatku tempat bukan hanya bangunan, kuliner, teman jalan, dan udara, yang kutulis selama ini adalah segala kesan yang ditimbulkan dan bisa tertangkap oleh rasa. Deskripsi adalah usaha memaparkan dengan kata-kata, adalah tanda-tanda fisik seperti jantung berdegup kencang dan bulu kuduk meremang untuk menerangkan ketakutan.

Hidup tanpa misi walaupun kecil adalah kesia-siaan. Berharap yang membaca blog ini agar berusaha menikmati ruang-ruang kota yang terbatas dan sempit ini, juga tempat-tempat lain yang berwawasan untuk dihabiskan di akhir pekan adalah proyek pribadi. Misi personal yang kalau suatu saat ada yang sms atau chatting, out of nowhere, menanyakan 'Di Taman Menteng yang paling enak makanan apa ya, Cha?' atau 'Nasi Bebek Cikini itu yang sebelah mana sih yang kamu maksud?', aku cukup riang, lingkaran kecil di antara ku menghabiskan akhir pekan tidak di seputaran pusat perbelanjaan.

Dan tulisan ini kadang hanya berupa pemikiran. Tidak bahwa aku membenci Mall, sepatu dan printilan make up adalah kegembiraan semacam orgasme jiwa wanita yang tertanam sejak purba. Bioskop, fast food, starbucks, burger king, adalah penanda generasi yang tidak pernah kusangkal kenikmatannya. Tapi hidup adalah tentang keseimbangan. Tugas orang lain untuk mengurusi hal-hal besar, buatku, menemukan ada tempat makan di Jalan Wahid Hasyim yang rujak petisnya alhamdulillah sangat Jawa Timur saja rasanya aku ingin merekomendasikan ke semua teman.

Lalu bagaimana dengan sore hari di Monas?
Bayangkan duduk di kursi, berdua pacar, hokben paket D, teh dingin kemasan, dan mbak-mbak penjual makanan yang tidak lupa mengucapkan terima-kasih selepas menawarkan dagangannya, tidak ramai, tapi juga tidak sepi yang ngeri, angin tenang, dan langit berwarna keunguan. Kalau buatmu ini layak untuk dicoba, berarti kita membagi rasa yang sama :). 



Gambar saya ambil sendiri dengan kamera BB beresolusi rendah -yang terkenal paling tidak tajam sedunia- tanpa editan.

PS: Banyaaaak sekali acara keren bulan ini, saya pribadi ada 4 event yang pengen ditonton. Teater Koma "Rumah Pasir" di Salihara, Djakarta Artmosphere, Europe in Motion, dan ONROP Musikal.  Tapi yang udah dapet tiketnya masih Teater Koma sama DjakSphere. Please click the link to get more complete information ya... Ketemu di sana, anyone? 

8 komentar:

Vio mengatakan...

I always love love love the way you tell a feeling... or describe it.. apalah itu.. hahahha...

Ariza mengatakan...

hehehe terima kasih, Vioooo :D

Okit Jr mengatakan...

dulu.. tempat ini jadi favorit gw ama si Tapir kalo lagi pengen santai..
---dulu adalah.. sebelom dia dipindah rantaukan di kota seberang...

kami suka pergi kesana abis maghrib..
entah kenapa..
mungkin karna dulu jadiannya di gambir kali ya..
--kan agak absurd juga kalo pacaran di stasiun.. jadi ngesot dikit biar tempat mangkalnya lumayan mendingan...

--favorit gw adalah maen layang layang...

ah...
senang punya kawan yang gemar menatap monumen ini sebagai sesuatu yang membawa banyak cerita dan menguliti kenangan kenangan yang dibuat dengan pecicilan..

menatap emas (lusuh) yang menjulang sambil berharap dan menyusun sketsa hidup apa yang akan kita lakukan ke dapan..
--ah siaal..
gw jadi kangen lagi duduk disana, cha..

------dulu kami suka banget ampe malem masih ngelayap disitu..
tapi sekarang kan jam 12 monas dah ditutup ya..
dah lama gak kesana lagi..
kalo sekarang mah..
cuma bisa anteng dikamar..
capek..
---dah gak sesuai umur lagi kayaknya...

Ian D. Sitompul mengatakan...

apik fotonya,kirain pake DSLR lho... tapi momentnya emang pas bgt,cha.apik apik....

Ariza mengatakan...

Okit: set dah, ini komen kayak dua posting digabung jadi satu... :)

hihiiiiy sampe tengah malem ngelayap di situ,, doyan apa ngirit boook? hahaha. Tapi gue sebener2nya juga gak nyangka lo kalo monas pas sore2 bisa manis2 lucu gitu suasananya... Mana deket dari kantor gue, lengkaplah..

Kapan2 janjian yuk main layangan di sana, gue belom pernah soalnya maen layangan di monas... tampak seru!

Ian: Iyaaaaah, ini asli momen aja sih, secara tool sama skill nya standar, whakakaka. Thanks yaaa...

mutia mengatakan...

emang cha, si okit kalo komen suka ngalahin postingannya sendiri. hihi
piiis kitty :*

gambarnya bagus... kalo ga dibilang diambil pake kamera BB, pasti ga ketauan kok *sok tau* :D

btw djaksphere sapa aja ya bintang tamunya kali ini?

Ariza mengatakan...

djaksphere taun ini yg gue inget ada Mocca, The Trees and The Wild, Leonardo. Trus yg tua2nya GODBLESS, Utha Likumahua, trus siapa lagi gue lupa... Ayoooooo, mumpung tiketnya masi 50ribu early bird tuu mut...

Anonim mengatakan...

aaaaaaaayyyyyyyyyyyyoooooo onrop yuk....
aku ma dini nonton yg tgl 13 malem -ehm bener tgl 13 kan y din y???ingatanku kan payah.. ;p -

monas monas monas....ksana biasanya klo biz naek kreta gajayana....clingukan dsana nunggu jemputan hohohohohoho
pernah jg sore2 ga jelas dsono celingak celinguk ma angga...

*fatty yg ngomen buru2 cuz ada kul jam stengah 2...