Pramada.

Tiba-tiba ingat suatu hari tangis-tangisan di bawah pohon belimbing wuluh di halaman rumah Eyangmu, setelah berhari-hari musuhan karena masalah paling sepele, tentang peringkat cowok-cowok yang kita kagumi. Ah Mada, kamu itu karang, diam dan kuat. Sedang aku air yang setiap saat terjun, jatuh, meresap, memancar, aku tak bisa diam dan bisa pecah berbuncah-buncah.

Apa yang tidak kita lewatkan bersama. Sini aku sebutkan deretan fase kehidupan, mulai geng jaman SD, nginep-nginepan tahun baru di rumahku dan rumah Zidna, sepedaan kesana-kesini, les dari siang sampai malam sebelum Ebtanas. Lalu masa-masa ada musuhan, karena entahlah, bahkan sampai sekarang pun aku gak tau apa sebab musuhan di geng itu dulu. Aku terlalu malas untuk mencari tahu... 

Ada satu orang kakak kelas slebor tapi kita tahbiskan sebagai cowok paling ganteng dan keren se-sekolah, ingat jaman SMP itu? Dan pulang tengah malam pertamaku buat nonton acara musik bareng masmu. Oh dan, valentine berdua? Hahaha kita berdua terlalu asyik dengan dunia yang kita ciptakan sendiri.

Kamu adalah salah satu alasan kenapa masa SMA ku menjadi masa yang sangat menyenangkan dikenang, dan dengan senang hati akan aku ulang. Kita sekelas dua tahun pertama dengan cara curang nitip nama minta sekelas lewat teman mamahku. Nista. Berangkat dan pulang bareng, les bareng, ekskul bareng, dan sampai rumahpun kita masih telepon-teleponan, sampai sekarang aku masih ingat jelas nomor telepon rumahmu. Lucu ya, kalau ingat aku gak sukaa banget sama pacarmu dulu, dan kamu walaupun nggak se-ekstrim aku juga merasa kurang sreg sama mantan pacarku dulu. 

Kamu itu orang paling menerima-apapun-yang-terjadi yang pernah aku kenal. Dan aku orang yang gak bisa diam. Kita sering berbenturan, tapi kemudian menerima, berbenturan, menerima dan begitu seterusnya. Setiap kita ketemu, walau berbulan-bulan gak ketemu, waktu menjadi relatif sempurna, kayak baru kemarin aja. Sampai hari ini, kalau ada orang melihat aku sebagai satu kesatuan figur, kamu orangnya. Aku menampilkan apa yang ingin aku tampilkan di setiap kelompok pertemanan, ada yang meilihat sepotong, dua potong, tapi kamu ada di setiap irisan himpunan. Dan tetap seperti karang, diam, melihat, menerima, dan memukul keras kalau aku berjalan kelewatan. Pernah aku bilang, suatu hari, kalau ada laki-laki yang menerima aku, setengah saja dari kamu menerima aku, dan 'menamparku' juga setengah dari kamu bilang gak suka sama ulahku, I'll do everything to be with him :).

Dan sebulan yang lalu, kamu melahirkan. Aku melewatkan kehamilanmu, kita sama sekali gak ketemu. Tapi entah kenapa, aku tiba-tiba sms menanyakan kapan kamu lahiran, dan kamu jawab kamu lagi di rumah sakit. Induksi. Karena ada rembesan air ketuban. Aku sedih sekali dan gak berhenti berdoa sepagian itu di depan monitor. Syukurlah bayi cantik itu lahir normal setelah induksi yang  (kata orang) menyakitkan berjam-jam itu.

 Raesha Syafiqa.

Ah. Pengen ke sana dan peluk-peluk kalian berdua. Rasanya belum lama ya kita lulus SMA, Da... Dan tentang laki-laki itu, i guess, i finally meet him. Orang yang, mirip kamu, semacam jadi pawang. Sayang-sayang aku walau lagi paling menyebalkan di mata orang. Dan cuma dengan mimik wajahnya aja bisa bikin aku diam. Kamu sudah bisa tenang, gak lagi memikirkan Icha yang gak jelas maunya apa atau justru kebanyakan maunya sampai ga tau mau gimana when it turns into relationship.

Madaaa. Aku kangeeeen.