Senin, 31 Januari 2011

Toko Harapan




Tinggalkan email atau nomor telepon dan akan kukurimkan alamat toko itu. Jika suatu hari kamu merasa hidup dalam paradoks, kebingungan memutuskan mana yang lebih penting antara mencintai atau dicintai. Mana yang lebih mudah, mengerti atau dimengerti. Saat itu, kamu perlu satu varian dari harapan. Dijual eceran di toko itu, grosir juga bisa kalau kamu sudah begitu parahnya.

Tak perlu kamu bertanya varian harapan mana yang sesuai, karena begitu masuk ke sana, kalian akan saling menemukan. Menjadilah seperti apapun yang kau harapkan, carilah mana yang kamu sebut sebagai titik cerah di ujung jalanan sempit dan gelap berbentuk mirip lorong dan berputar tak jelas mana ujung dan pangkalnya.

Harapan tidak dijual bebas. Masih lebih mudah membeli obat tidur dosis tinggi atau minuman beralkohol dengan kadar besar. Toko tak buka setiap hari. Tidak ada dipastikan hari apa saja dia buka, atau pada jam berapa, alamatnya juga berpindah-pindah sesuai kemauan pemiliknya. Tidak pernah dibahas di jejaring sosial paling provokatif berlambang burung imut dan lucu tapi punya multiplier efek besar itu, mereka lebih suka mengecam menteri langsung di depan 'muka' nya atau mengomentari anak mantan gubernur yang sosialita ibukota.

Suatu hari, jika berjodoh, mungkin kita akan bertemu di sana. Aku berbaju warna ivory. Baru beberapa kali beruntung bisa belanja di sana. Aku ada di daftar hadir, berganti-ganti nama, tapi biasanya aku memakai nama: HATI.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

ahhhh...ini alamat email saya :

matirasa@kebasmail.com

hehehehe, semoga bisa bertemu kamu yang bernama hati di toko itu.

Ariza mengatakan...

begh. emailnya serem. will send you a message, soon ;)

ttd.
Hati

Anonim mengatakan...

hihihhii sukaaa, chaaa :D

Ariza mengatakan...

makasiiiii :D