Rabu, 02 Maret 2011

You May Delay....

 You may delay, but time will not.

Time flies...
Weekend kemarin pulang buat ngurusin administrasi nikahan, undangan, dan diskusi face-to-face sama keluarga. Di antara jungkir balik memanfaatkan waktu yang cuma dua hari itu buat ngapa-ngapain, berkali-kali aku ngomong sama diri sendiri, i'm getting married in no time, dan bahkan aku masih ingat rasanya naik sepeda motor pakai seragam abu-abu putih ke sekolah, sama seperti banyak anak SMA lain yang kalau siang seliweran di depan rumah. 

I am 25th year old, dan masih ingat rasanya diapelin malam minggu pas SMA, atau pulang malam karena jadi panitia kompetisi basket. Padahal masuk SMA itu tahun 2000, udah 11 tahun yang lalu. Tapi memang mungkin itu yang dibilang orang, masa SMA adalah masa yang paling dikenang. Padahal SMP juga indah ya, tapi entah kenapa bukan masa itu yang membekas. Mungkin karena saat SMA kita udah 'menemukan' diri sendiri. Udah nggak gamang, dan mulai mencicipi sedikit-sedikit bagaimana kehidupan seharusnya dijalani. Ngerasain putus, jadian lagi, mulai boleh pulang malem sama orang tua, dan masa persiapan sampai pelaksanaan SPMB (sekarang SMNPTN ya?). Kayaknya dulu, kemana kamu akan melanjutkan kuliah adalah titik tolak kesuksesan hidup. Didukung dengan pihak sekolah dan orang tua yang ikutan stress, kitanya juga jadi merasa tertekan banget buat keterima di universitas yang bagus. 

Sering kan baca blog-blog orang tua muda yang terkejut-kejut melihat betapa cepat anaknya besar, sebelum sampai di titik itu, aku sekarang sedang menikmati dan mengagumi waktu yang sudah membawaku sampai di hari ini. Juga orang-orang yang selalu jadi tempat pulang, yang selalu ada dari aku pertama kali tau rasanya naksir orang sampai sekarang, atau orang-orang yang sepertinya cuma datang sekelebat, sekali dalam suatu waktu, tapi datang dengan membawa misi. Berarti.

Jika waktu diumpamakan sebuah mistar panjang, maka ada batas-batas sentimeter dan inch berangka genap yang ditandai garis yang lebih panjang dan warna merah untuk membedakan. Sehingga masa SD SMP SMA Kuliah Kerja, bayi anak-anak remaja dewasa, pacaran putus pacaran putus pacaran lamaran, dan seterusnya, adalah berada pada setiap batas itu. Yang ajaib adalah, waktu membuat "kemarin, saat ini, dan nanti" ada setiap hari. Dan setiap 'saat ini' bisa menjadi yang terbaik atau terburuk dalam hidup seseorang. Lalu hanya menjadi 'kemarin' bagi orang lain, seburuk atau sebaik apapun yang dia dapatkan di masa lalu.

Time does fly. 
Dia tidak menyembuhkan, dia tidak menyakiti, tidak mengajari dan juga tidak bisa membuat lupa. Dia hanya punya satu kewajiban untuk terus berjalan dan tidak bisa berulang. Suatu keniscayaan yang pada manusia akhirnya memiliki dampak besar. Menuntut semua hal berjalan mengikuti. Memaksa belajar. Termasuk mekanisme tubuh manusia. Menjadi sembuh dari luka, menjadi lupa dari suatu ingatan, menjadi paham. Menjadi pembeda antara kenangan dan kenyataan. 

Betapa 'waktu' yang aku pikir aku kenal selama ini, ternyata, tidak sekejam itu.


gambar dari sini

2 komentar:

I. Widiastuti mengatakan...

waktu yang berjalan itu menyenangkan kok, menyaksikan seseorang yang tumbuh berkembang atau kita sendiri berubah juga menyenangkan. yang tidak menyenangkan adalah ketika kita terus mengeluh akan perubahan itu.

Ariza mengatakan...

tulisan ini juga kalau dibaca dari awal sampai akhir intinya tentang 'waktu yang berjalan itu menyenangkan kok' :)