Rabu, 07 September 2011

Beratus Wajah Dari Satu Sosok



Dan mengapa harus ada 216 wajah Sang Buddha yang menghadap ke segala penjuru kita tidak pernah tahu. Kita hanya mereka-reka dan menebak dari setiap jawaban yang terlalu bias. Barangkali wajah agungnya tak cukup bila hanya dipahatkan pada satu-dua susunan batu. Mereka-reka wajah yang tak pernah kita saksikan seperti menyapukan kuas-kuas atas khayalan mimpi semalam yang hanya menyisakan kesan  sesaat ketika bangun di pagi hari.
Atau mungkin memang Buddha tak hanya satu orang saja. Begitu jamak insan yang bisa sepertinya, sehingga perlu dibuatkan 54 menara yang masing-masing memiliki 4 sisi dengan gurat-pahat wibawa mereka. Sekiranya wajah-wajah itu dipersembahkan menjadi monumen pengingat bahwa Dia bisa ada berjuta.
Menara pengingat itu bisa hancur dan berkeping. Dan kenyataannya mereka memang hanya tinggal puing. Kita tidak lebih dari menyusun kembali balok-balok Lego purbakala dalam semangat nostalgia. Mungkin saja kita hanya berusaha mengenal wajah-wajah yang bahkan tidak sempat kita kenang.
Mengingat tiap wajah mereka yang pernah kita sapa lebih sulit dari merapal mantra. Mantra bisa jadi hanyalah kumpulan kata-kata yang diulang-ulang  sehingga menjadi kehilangan makna. Seperti kata ‘maaf’ yang berulangkali terucap kepada seseorang atas kesalahan kita yang sama.   


Guest Writer: Damar Wijanarko

Ket:
Tulisan dan foto-foto pada posting ini tentang Bayon Temple. Candi favorit kami dari semua candi-candi di kompleks Angkor yang sudah kami datangi (Icha).

Tidak ada komentar: