Setahun (27 April 2013)
Pertama, jadikan dia wanita yang tangguh. Karena dunia adil dengan cara yang seringkali tidak adil, karena dia akan bergaul dengan banyak orang, bertemu dengan banyak laki-laki, jatuh cinta dengan pria brengsek, atau dikhianati sahabat terbaik. Dia tidak punya pilihan lain selain itu.
Lalu, semoga dia menjadi pribadi yang secure, mengenali diri
sendiri dan tidak membabi buta cemburu pada pacarnya. Semoga dia segera bisa
move on dan tidak berlarut-larut menjelek-jelekkan pacarnya di facebook (oh,
atau apapun pengganti facebook nantinya).
Lindungi dia Tuhan, saat menyebrang jalan, mengendarai
sepeda/motor/mobil/helikopter/pesawat/jet pribadi/kapal laut/sampan, jaga dia
saat belajar roller-skate dan ski, naik eskalator, jauhkan dari kejepit pintu,
tersiram air panas, gunung meletus, gempa bumi, kecelakaan dan semua mara
bahaya di dunia ini. Please, pretty please!
Biarkan dia membuka foto masa kecilnya, saat dia makan
makanan yang aku masak sendiri tiap pagi
sebelum berangkat bekerja, sayuran tersegar, daging terbaik, biarkan dia tahu
betapa aku menjaga setiap asupan nutrisi yang masuk ke tubuhnya sejak dia
lahir, sehingga dia tidak akan pernah merokok atau minum alkohol atau mencoba
narkoba bentuk apapun demi melihat susah payah mamanya.
Di masa hidupnya, jauhkan dari bully-ing di sekolah, di
daycare, atau di tempat kerja. Kalaupun itu susah dihindari, lagi-lagi, jadikan
dia wanita tanggung yang tidak cengeng.
Agar suatu saat dia dewasa, bisa melihat dunia yang lebih luas, dan dia bisa
melihat ke masa lalunya dengan damai.
Hilangkan peradaban ALAY di muka bumi ini, Tuhan. Dan tolong
berikan rezeki lain kepada Olga Syahput*a agar tontonan TV tak melulu berisi
wajahnya.. Dan satu lagi, hidupkan seorang penyanyi cilik yang menyanyikan lagu
anak-anak. Tolong.....
Berikan kekuatan padaku khususnya pada fase dia membenciku, fase di mana dia menganggapku nenek lampir cerewet yang hobi melarang dan menciptakan sejuta aturan di rumah. Berilah aku kekuatan yang BESAR.
Berikan kekuatan padaku khususnya pada fase dia membenciku, fase di mana dia menganggapku nenek lampir cerewet yang hobi melarang dan menciptakan sejuta aturan di rumah. Berilah aku kekuatan yang BESAR.
Tuhan, tuntunlah dia agar tidak memilih bekerja di birokrasi
atau bank. Cukuplah generasiku saja yang semua orang dari segala disiplin ilmu kerja
di bank. Cukuplah orang tuanya yang kerja di birokrasi. Jadikan profesi
peneliti, sosiolog, sejarawan, penulis, sastrawan, pelukis, atau kurator menjadi
profesi yang menjanjikan di masanya. Karena keren saja tidak cukup kan? Manusia
tetap butuh uang. Karenanya, biarkan dia bersenang-senang tapi punya banyak uang
tanpa meminggirkan kemampuan intelejensianya.
Jauhkan dia dari kekerasan fisik, mental, dan seksual.
SEPANJANG HIDUPNYA.
Ingatkan dia untuk selalu mengirimiku kartu pos saat dia
pergi ke Eropa atau Amerika Latin. Ingatkan dia untuk sekedar mengirimkan email
saat dia kuliah di Inggris, bahkan jika dia kuliah di Depok, ingatkan dia untuk
selalu mengabariku.
Suatu saat dia akan menjadi Ibu, saat dia kelelahan mengurus
bayinya, kesusahan memberikan ASI untuk pertama kali, kebingungan membersihkan
pusar bayi, post partum syndrome, begadang semalaman, lalu beratnya mengumpulkan
stok ASI, di tengah-tengah kelelahan dan keputusasaannya, biarkan dia mengingat
seorang wanita yang dulu melakukan hal yang sama untuknya. Lalu dia akan
meneleponku untuk menangis dan menceritakan segalanya, dan menutupnya dengan I
LOVE YOU, MAMA.
Selagi aku tidak bersamanya, jagalah dia untukku.
AAMIN..
Tulisan ini merupakan tribute untuk A Mother's Prayer For Her Child by Tina Fey
3 komentar:
Aku sukaaaaa doanya. terharu bacanya
-Ratih, mami Abi dan Aleisha-
*mendoakan hal yang sama buat anak2nya*
Aamiiin. Semoga anak-anak kita tumbuh cerdas, sehat, bahagia. Aamiiin.
dear mbak icha, bolehkan aku re-post postingan ini di blog ku? tentu dengan menyebut link blog mbak icha, aku suka banget sama postingan ini, ingin kuposting agar suatu hari nanti anak perempaunku juga bisa baca, trimakasih :)
Posting Komentar