Minggu, 05 Oktober 2014

Autumn

Suhu 10 derajat selsius membekukan sekian juta syaraf di ujung jari-jari yang sedang berusaha mengetikkan kata demi kata. Mendung semakin melenakan warna oranye guguran daun di sepanjang jalan setapak menuju rumah bata merah berhalaman hijau terbungkus kenangan manusia yang pernah singgah. Kopi mudah sekali dingin sekalipun diseduh dengan air mendidih. Kilatan lampu mobil dari gorden yang tak tertutup sempurna pada malam dengan bulan separuh berwarna nyaris merah.

Bertanya pada diri sendiri di antara laptop yang masih menyala memutar lagu-lagu yang kauharap mampu menghadirkan rumah di dalam hatimu. Ada sekotak anggur segar asam sekali hingga tak ada yang berniat menghabiskannya, tapi tak ada juga yang ingin membuang. 

Apa yang kau cari? Tanya mereka. Dan kau bertanya pada bulan merah separuh yang menggantung di arah taman hijau yang buatmu terlalu dingin dan angkuh, kenapa mesti ada yang dicari? Arah sudah kau tetapkan dan jalan sudah kau lihat. Bulan menenenggelamkan diri di balik kerimbunan dedaunan dan kau tahu dia sedang membenarkan. Bukan kewajibanmu untuk menjelaskan dan membuat paham setiap orang akan titian yang sedang kau lewati. 

Kalaupun mereka mengerti, lalu apa?

2 komentar:

riana mengatakan...

Kita yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita, karena kita yang akan menjalaninya bukan mereka, semoga lancar semua ya cha...*peluk..:)

Ariza mengatakan...

Makasih mba :) it nmeans a lot!