Jumat, 06 Juni 2008

causality


Ada satu orang yang paling cinycal pas aku ngeluarin statement bahwa aku gak pernah dan (semoga) ga akan pernah nonton FILM INDONESIA BAJAKAN. Well,yeah, aku bukan orang yang 100% memerangi pembajakan, tapi ada yang salah gak kalo aku mencoba dari diriku sendiri untuk mengurangi mengkonsumsi barang bajakan? Aku pikir aku gak merugikan siapapun, kecuali pedagang dan pembajak. Apa aku merugikan konsumen lain? Gak juga kan...

Ada lagi yang ngetawain pas liat aku ke Hero atau Carrefour bawa tas sendiri dan menolak plastik yang dikasih mbaknya. Lebih-lebih pas ke ITC atau tempat2 yang memungkinkan kita bakalan belanja di toko2 yang berbeda, aku selalu berusaha bawa tas kain atau kantong plastik yang ada di rumah. Kenapa ya ada yang sinis? Apa ada hak mereka yang udah aku ambil dengan bawa tas sendiri? Kayaknya kok gak ada...

Aku memang masih nonton film-film luar yang bajakan, aku masih denger MP3 atau CD Bajakan, tapi aku memiliki tidak hanya niat baik tapi juga usaha yang signifikan untuk menghargai karya orang lain, dimulai dari nonton film indonesia (yang aku suka) di Bioskop atau VCD/DVD Original dan beli CD asli musik yang aku suka. Masalahnya dimana kalo aku mulainya dari situ?
Kalau yang sinis itu adalah orang yang sangat menghargai hak cipta dan ga beli barang bajakan, aku akan sangat respect looooh,,bener deh.. Tapi sayangnya dia masih beli barang bajakan juga ;)

Well, tau kan kalo semalem ujan deres? Ngeri gak ada hujan di bulan juni? (kaya puisi Sapardi,,hehe). Yang bikin bumi ini makin gak bersahabat adalah pola pikir manusia yang berpikir bahwa tidakan SATU orang tidak akan berdampak pada lingkungan. 'Ah, gw buang sampah sembarangan juga kagak ngefek...'.
Aku sih bukan tipe orang yang muluk2 ya,, aku selalu punya cita2 jangka panjang dan jangka pendek. Berhubungan dengan lingkungan, cita-cita jangka pendekku adalah ga nambah pemakaian kantong plastik buat diriku sendiri. Dan ya, aku bermimpi punya rumah dengan ventilasi sangat bagus shg ga perlu pake AC, suatu hari nanti. (short term target yang udah tercapai adalah: bawa sampahnya sampe ketemu tempat sampah, baru buang! Ga heran di tasku ada bungkus permen, ato plastik Chiki, dan baru nyampe kos aku buang karena ga nemu tempat sampah di jalan).

Kadang aku dibilang sok idealis atau sok keren malah ada yang bilang ngikutin tren, lha trus kalo dengan memulai nonton film dalam negeri di bioskop dan VCD/DVD Ori ternyata bisa membantu perfilman nasional jadi makin bermutu, emang kenapa? Lagian idealis itu kan kata yang bagus ya, kenapa mesti takut dibilang sok Idealis?

Kalau tren terbaru adalah STOP Merokok di tempat umum, atau BRING YOUR OWN BAG, atau BUANG SAMPAH DI TEMPATNYA, lhah, bagus kan trennya? Kalau aku dulu udah menyumbang 200 kantong plastik per tahun trus tahun 2008 jadi cuma 20 plastik aja, aku udah membantu bumi bernafas dengan mengurangi 180 kantong plastik... Kalo ada 100 orang aja yang ngikutin tren itu, udah berapa coba plastik yang ga perlu beratus-ratus tahun berusaha diuraikan tanah??

Aku tau dan ga bodoh-bodoh amat kok, bahwa pembajakan dan climate change itu masalah global, masalah gede dan tindakanku itu terlihat ga ada apa2nya. Tapi sayangnya, aku termasuk golongan orang yang percaya bahwa sekecil apapun tindakan yang aku ambil pasti akan ada dampaknya. Hukum sebab-akibat, cepat atau lambat, itu nyata.



Tidak ada komentar: