Jumat, 30 Januari 2009

sense of book

Posting ini sebenernya buat menjawab pertanyaan si cumi yang setiap dateng ke kos selalu nanya, kenapa lo selalu bisa milih buku yang bagus-bagus sih?

Jawaban pertama, aku punya banyak referensi. Aku sering baca, apa aja sejak kecil. Jaman SD dan SMP pas temen2 ga suka ke perpustakaan, aku udah jadi anggota tetap. Jauh sebelum itu, berhubung eyang kakung, eyang putri, mama, om, dan tante ku adalah guru di sekolah-sekolah yang berbeda, aku punya akses ke seluruh perpustakaan sekolah mereka. Damn lucky lil girl emang, aku membaca hampir semua buku NH Dhini, cerita-cerita daerah, dan buku-buku tentang binatang. Pas SMA seringnya di Perpus sekolah sendiri, penulis idolaku pas SMA adalah Ahmad Thohari, Kahlil Gibran, dan Dee. Yeah. hahaha. Cukup keren untuk ukuran anak SMA kan ya... Sekarang, referensiku adalah INTERNET. Aku menghamba padanya, aku tau banyak buku wajib baca di luar sana dari dia. Period.

Jawaban kedua, aku dikelilingi orang-orang yang mencintai buku dan memiliki referensi buku jauh lebih banyak dari aku atau at least berbeda dari aku. Paulo Coelho, Jostein Gaarder adalah nama-nama yang kemudian aku kenal dari kakak. Le petit prince, pengakuan pariyem, dan buku-buku bagus lain aku tau dari damdam, belum lagi buku-buku lain yang dibaca anak alir lain, mantan pacar, teman kos.

Dan after all, jawaban ketiga, i think i have a good sense of book. Tiap jalan ke toko buku, berjalan di deretan rak, tanpa tujuan apa-apa, dan tiba-tiba ada buku yang terlihat menarik, glowing (ga ding, ini dramatisasi), aku cuma tau aja buku itu bagus, meski pas aku beli belum ada tulisan penghargaan terhadap buku itu atau cap best seller. Dan sering terjadi beberapa bulan kemudian buku itu jadi best seller, baru diperbincangkan orang, atau dapet penghargaan. Semua orang punya bakat, dan good sense of book ini mungkin salah satu bakatku. Who knows?

Tidak ada komentar: