Rabu, 18 Februari 2009

I wish i could finally choose the choice that i love...

Hampir semua orang pasti pernah melakukan sesuatu yang gak disukai, bisa karena disuruh ortu, ikut-ikutan temen, tanggung jawab, atau mematuhi peraturan yang berlaku.

Yang paling aku inget sampai sekarang adalah saat aku nangis2 akhirnya mau masuk STAN karena semua orang di seluruh dunia menjabarkan segala keuntungan yang nantinya aku dapatkan kalo masuk stan daripada lanjut di UGM. Itu saat yang paling ga adil yang pernah aku rasain sepanjang 18 tahun, aku ngerasa didzalimi, kalah-lah si Marjane Satrapi pas dia terpaksa sekolah di Perancis jauh dari orang tua-nya di Persepolis, haha. Kebayang-bayang gimana perjuanganku biar bisa masuk UGM karena mama papa ga ngijinin kuliah di jogja kalo ga keterima UGM, tapi begitu aku dapet, malah disaranin dengan sangat untuk meninggalkannya dan kuliah di tempat antah berantah tanpa gambaran apa2.

Tapi ya jeung, gimanapun juga kalau ngikutin nasehat orang tua emang nantinya enak, ini terbukti, asli terbukti banget. Sekarang aku bisa lanjutin kuliah lagi, di jurusan yang aku suka, ngantor di tempat yang lingkungannya enak, bos yang asik, dan segala kemudahan2nya. Tapi menurutku nih,,bukan berarti kalo dulu aku lanjut di UGM trus aku bakalan menderita dan ber-masa depan suram yaa,,aku gak tau apa pastinya tapi mungkin sekarang aku udah dengan pencapaian yang lain lagi, yang beda dari aku hari ini.

oh, dan Ya aku mensyukuri semua yang aku miliki sekarang, kehidupan yang settle dan normal, yang diharapkan hampir semua orang. Kerja di tempat yang dipengenin sejuta umat, di ibu kota, bisa merencanakan masa depan, bisa mulai ngitung2 buat beli rumah atau mobil beberapa tahun ke depan, pokoknya kalo kata penarimungil aku ini tipe orang2 di mall, pake baju kerja rapi, dan punya facebook,,hahaha,,.Tapi sebenarnya ini bukan aku, banget. Karena itu aku menjadikan seni dan segala komunitasnya, juga semua hal mengasyikkan dari kaca mataku sebagai hobi yang aku cintai.

Aku sendiri juga udah berniat untuk melakukan semua yang aku sukai, ga terpaksa, atau dipaksa. Karena sumpah aku iri sama orang-orang yang bisa kerja di bidang yang dia sukai, pacaran/married sama orang yang saling mencintai , atau mengambil resiko demi memperoleh kepuasaan batin. Orang-orang itu biasanya menjalani kehidupan yang out of the box, dianggap aneh hanya karena ga berpikiran mainstream. Tapi kalo ditanya apakah hidupnya bahagia? Mereka adalah orang2 yang bilang dengan tegas IYA SAYA BAHAGIA, tanpa ada tapi2nya, tanpa ada uhhmm,,iya saya bahagia KOK,, atau yaaa ga ada hidup yang sempurna lah,,dll...

Kalo kata subject Management of Science sih, eh ngga ding, ini kesimpulanku berdasarkan matkul itu: ada satu teori yang menyebabkan kenapa pandangan mayoritas orang biasanya sama, yaitu expected value. Dengan segala pendekatan atau teori, ngitung payoff nya,, kebanyakan orang akan memilih pilihan yang memiliki expected value tertinggi. Iya kan? EV tertinggi itulah BEST CHOICE. Tapi yang namanya probability dalam mengambil keputusan dengankeadaannya uncertainty,, best choice belum tentu jadi BEST RESULT/BEST OUTCOME. Expected value itu bisa dibilang sama kaya rata-rata=mainstream (dalam matkul itu ya). Nah, orang-orang yang ga ngambil best choice mainstream itu biasanya dianggap aneh,, padahal ga ada yang tau looo sapa tau aja pilihan yang bukan best choice itu nantinya jadi best result??

Soooo, i just wanna choose every choice that i love in my life. so that, If my choice doesnt be the best result, i wont be disappointed...

2 komentar:

Anonim mengatakan...

*mr hubby kepada skah di deretan tempat makan sari bintaro*

"mungkin kalo sistem pendidikan dan 'nilai' di Indo udah bagus, kamu sudah akan mengejar mimpi menjadi manusia panggung..."
"iya... dan mati diatas panggung..."






*bukannya kemudian menekuni dunia serius otak kiri...



still want it so bad though...

Ariza mengatakan...

mungkin gw tetep menekuni dunia otak kiri,, tapi sembari kuliah di ugm,, gw bergabung dengan teater gandrik atau teater apapunlah (selain teater kampus tentunya),, dengan kehidupan sehari2 yang sarat seni budaya,, mungkin gw udh jadi volunteer di percetakan buku something yang nyetak persepolis 1 edisi bahasa indonesia atau udah bikin komunitas seni,,,entahlah...

nah takutnya nih,, jangan2 akhir2nya gw ikutan tes masuk depkeu S1 trus penempatan di humas setjen juga...
hahahahahaha...
what a path!