Kamis, 30 Oktober 2014

-

Sebenernya pengen sekali-kali nggak usah mikirin gimana kalau A atau gimana kalau B. Khawatir akan sesuatu sejak sebulan sebelumnya atau sejam sebelumnya kayaknya nggak ada bedanya. Adanya cuma capek, kebanyakan analisis, memikirikan kemungkinan-kemungkinan sekaligus cara menghindari dan cara menyelesaikan masalah, kalau ada. Kadang analisis itu sekalian ada tokohnya, nyomot aja dari orang-orang yang dikenal atau yang dilihat di jalan, dan cukup menarik buat diikutsertakan dalam cerita. Mungkin aku bisa bikin puluhan cerita ftv dari masing-masing 'what-if-thought' buat satu perkara saja, misalnya bisa nggak dapet nilai bagus di sini. Jauh dari keluarga, suhu nya dingin banget, sering hujan, gloomy, lengkap.

Tiap jalan pulang dari kampus, 20 menit, mengamati tiap-tiap orang yang lewat. Mikir. Enak kali ya kuliah di luar negeri pas undergrad. Masih muda, nggak punya tanggungan, orang tua kaya raya nggak usah mikirin stipend. Ada nggak sih orang di dunia ini yang hidupnya sempurna? Sempurna ukuran siapa? Kalau sempurna nya pakai ukuranku sih ya pasti banyak banget orang yang hidupnya lengkap, nggak kurang suatu apapun. Masalahnya, ukuranku sama ukuran orang itu sama nggak? 

Di facebook, di path, liat temen deket sepertinya mulai merasakan cinta yang membebaskan. Membayangkan fotonya yang terlihat jauh lebih bahagia daripada beberapa waktu lalu, aku bisa nangis di tengah jalan. 

Dan Aruna, anak ini mendatangkan kekuatan. Jauh lebih besar dari yang sudah pernah dia berikan.


Birmingham,
29 Oktober 2014


2 komentar:

kriww mengatakan...

Icha, sometimes, at some point, gw tuh iriii banget sama kamu (yg padahal kita belum ketemu ya) but again, kan timbangan kita dlm menakar segala sesuatu beda ya.

Icha mengatakan...

iya... ga ada ujung nya itu ukuran memang...